Pelangsir Melenggang di Depan Aparat

Kamis, 23 Februari 2012

Ilustrasi (photo : polreskatingan.blogspot.com)

SAMPIT  – Razia penyimpangan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terhadap para pelangsir di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) oleh aparat Polres Kotim terkesan mubazir. Sejumlah pelangsir masih leluasa beroperasi.
Penyimpangan BBM tersebut bahkan dilakukan terang-terangan meski ada aparat keamanan yang di SPBU. Tidak heran jika masyarakat menduga kuat para pelangsir sama sekali tidak takut melakukan pekerjaan illegal itu karena diduga dibekingi oknum aparat sehingga selalu tidak terjaring razia.
Suasana tersebut seperti yang terpantau langsung di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) Jalan Cilik Riwut kilometer 2.5 arah Sampit-Palangka Raya, senin (20/2) sekitar pukul 11.00 siang. Sejumlah pelangsir tampak bergantian melangsir menggunakan jeriken berkapasitas sekitar 33 liter. Satu pelangsir bisa membawa 2-3 jeriken.
Sejumlah aparat berseragam coklat dan seorang berseragam loreng hijau yang ada di lokasi itu pun tampak tak terusik menyaksikan aktivitas pelangsir tersebut. Para pelangsir itu diduga juga telah bekerjasama dengan pihak SPBU sehingga bebas mendapatkan BBM bersubsidi dalam jumlah besar.
Sumber Radar Sampit yang juga mantan pelangsir mengungkapkan, modus penyimpangan BBM tersebut dilakukan secara terorganisir. Para pelangsir menyetor kepada oknum aparat yang membekingi telah menginformasi akan ada razia. (radar sampit/sampitonline.com)
Read More | komentar

Harga Mitan Masih Tinggi


Ilustrasi (photo : antarafoto.com)

SAMPIT  – Hingga saat ini harga minyak tanah atau mitan di Sampit masih tergolong tinggi. Sejumlah warga menyampaikan, selain harga yang tinggi, untuk mendapatkan minyak tanah juga lebih sulit. Karena mulai dibatasi oleh para pangkalan penjual. Ditingkat pangkalan saja, saat ini sudah ada yang menjual dengan harga sekitar Rp6.000 per liter. Sementara di tingkat pengecer bisa menembus Rp7.000 per liter bahkan ada yang lebih.
Namun yang membuat sejumlah warga heran adalah untuk pembeli yang menggunakan jeriken bersepeda motor, tetap dilayani oleh pangkalan. Padahal, jumlah yang dibeli cukup besar. Hal ini berbeda dengan masyarakat biasa yang hanya dibatasi 10 liter saja.
Masyarakat mengharapkan agar pemerintah maupun instansi terkait lainnya untuk membantu menyetabilkan harga minyak tanah ini. Sehingga lebih terjangkau bagi masyarakat. Mengingat pengguna minyak tanah adalah warga golongan menengah ke bawah. Apalagi harga minyak tanah saat ini sudah jauh diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. (kalteng pos/sampitonline.com)
Read More | komentar

Blog Visitor

Komunitas Blog Dofollow Indonesia 

Languange

Facebook Contact

Blog Traffic

Like This

Categories

 
Support : Ditdot Blogger | Ditdot Blogger | Dit Blog | Dit Blog | Project Blog | Project Blog
Copyright © 2012. Ditdot Blog - All Rights Reserved
Template Modify by Ditdot Blogger Inspired Ditdot Blogger
Proudly powered by Blogger